Titik Koma sebagai Lonceng Magis: Tidak seperti Titik yang Menandakan Perhentian, Titik Koma Justru Memberi Harapan?


Penulis: Nika Halida
Penyunting: Zahra Nur Anzani

Saat ini, isu kesehatan mental tengah mendapat perhatian dari banyak kalangan. Angka kematian akibat bunuh diri yang kian meningkat mendorong kesadaran masyarakat untuk lebih peduli akan kesehatan mental dirinya sendiri maupun orang lain. Melansir dari situs WHO yang terbit pada 2 September 2019, hampir 800.000 orang di dunia meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Itu artinya, kurang lebih 40 detik setiap harinya, ada satu orang yang meninggal karena bunuh diri.

Semicolon tattoo project atau gerakan tato titik koma merupakan gerakan global yang ditujukan untuk memberi dukungan bagi mereka yang sedang berjuang melawan depresi, keinginan untuk bunuh diri, kecanduan, dan kecenderungan untuk mencederai diri sendiri.

Secara retorik, tato titik koma dapat diartikan sebagai pengingat bagi mereka yang tengah berjuang melawan hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Gerakan ini juga ditujukan untuk memberikan dukungan pada orang lain agar mereka dapat menemukan cara yang lebih positif dalam mengatasi tekanan emosional yang terjadi pada dirinya.

Gerakan ini diprakarsai oleh Amy Bleulel pada 16 April 2013 untuk menghormati mendiang sang ayah yang meninggal akibat bunuh diri pada tahun 2003. Semicolon juga sebagai wujud perlawanan terhadap depresi yang ia hadapi sejak kepergian sang ayah.

Amy berbagi makna di balik tato semicolon yang ia buat, “Tato itu mewakili suatu kelanjutan. Penulis biasanya menggunakan tanda titik koma saat mereka memilih untuk tidak mengakhiri kalimat. Kamu adalah penulis untuk hidupmu sendiri dan kamu memilih untuk melanjutkannya.” Hal ini juga diungkapkan dalam situs resmi semicolon project,

A Semicolon is used when an author could have ended the sentences, but choose not to. The writer is you, and the sentence is your life.

Tato ini merupakan simbol bahwa pemiliknya adalah penulis bagi kehidupannya sendiri. Tato ini dapat menjadi representasi fisik bagi kekuatan batin seseorang. Pendukung gerakan ini menyetujui jika tato yang biasanya dilukis tepat di pergelangan tangan memberi kekuatan positif bagi mereka. Simbol yang dahulu jarang dilirik dan sering disalahpahami penggunaannya menjelma menjadi makna penting sebagai penanda keberlangsungan hidup orang banyak. Tato ini serupa dengan tanda semangat perjuangan untuk tetap bertahan.

Berkat gaungnya gerakan ini di seluruh dunia, akhirnya tanggal 16 April ditetapkan sebagai “Hari Semicolon dunia.” Namun, nahasnya Amy meninggal pada Maret 2017 akibat bunuh diri. Berkat Amy, hingga saat ini ratusan ribu orang yang tengah berjuang dapat melihat setitik cahaya yang mewakili perasaan mereka. Simbol ini dikaitkan dengan kesadaran kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri selama bertahun-tahun.

Simbol (;) ada untuk mengakhiri satu pemikiran dan memulai yang lainnya. Dalam satu masa, penulis menggunakan tanda titik koma untuk melanjutkan kalimat. Namun bagi kami, itu berarti awal dari bab baru dalam kehidupan, sebagai pengganti keinginan untuk mengakhiri hidup. 
–Tommy Dorfman.

Posting Komentar

0 Komentar