![]() |
(sumber ilustrasi: personality-central.com) |
Penulis: Shastia
Penyunting: Nika Halida
Manusia nyatanya tidak hanya berbeda dari fisik luarnya, tetapi juga berbeda dalam pikiran dan kepribadian. Itulah yang membuat manusia menarik dan tidak bisa ditebak. Dalam hal ini, menilai seseorang dari rupanya saja merupakan hal yang salah. Seperti stereotip mengenai tipe kepribadian introvert dan ekstrovert yang dipopulerkan oleh psikolog asal Swiss, Carl Jung.
Umumnya, istilah introvert dan ekstrovert disandingkan dengan kata "pendiam" atau "pecicilan". Mungkin kita mengenal seorang teman yang pendiam dan jarang tertawa lalu kita cap dia sebagai introvert, atau teman yang aktif bergerak dan senang berbicara adalah seorang ekstrovert. Pandangan tersebut tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi, sebenarnya introvert dan esktrovert tidak hanya bicara mengenai si diam dan si pecicilan. Kepribadian introvert dan ekstrovert sebenarnya dibedakan dari bagaimana cara seseorang mendapatkan kembali energi dari jiwa mereka untuk melakukan aktivitas.
Seorang introvert mendapatkan energi dari dalam, dari dirinya sendiri. Ia lebih suka menghabiskan waktu berinteraksi dengan pikiran dibandingkan dengan kehadiran orang lain. Dia dapat bersenang-senang meski sendirian dan baginya itu bukanlah suatu hal yang mereka sebut "kesepian". Namun, bukan berarti seorang introvert tidak bisa bergaul dan tidak punya teman.
Seorang introvert juga bisa berinteraksi, memiliki kepercayaan diri, dan tampil di depan umum. Setelah seharian beraktivitas di luar rumah, bertemu banyak orang; baik di kampus, di kantor, maupun di kereta, kemudian ia akan membayangkan weekend yang menyenangkan dengan agenda me time. Energinya bisa terkuras habis setelah bertemu banyak orang. Oleh karena itu, introvert menyukai tempat yang sepi dan tenang untuk melakukan re-charge energi pada dirinya.
Seorang Introvert tidak masalah jika harus menonton film sendirian di bioskop. Tidak perlu ada teman karena yang terpenting baginya adalah menonton film yang diinginkan. Jika memiliki tugas, introvert akan memilih untuk menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu sebelum bersenang-senang. Hal tersebut dilakukan guna meminimalisir stres yang akan muncul jika terus-menerus mengundur tugas.
Sebaliknya, ekstrovert mendapat energi dari luar, dari orang lain. Perhatiannya pun lebih diarahkan pada orang lain. Itu sebabnya ia lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya daripada sendirian. Namun, ekstrovert pun bukan pribadi yang happy-happy saja sepanjang hidupnya. Namanya manusia, pasti pernah merasakan sedih atau stres. Seorang ekstrovert pun butuh waktu untuk sendiri. Kembali lagi, untuk bangkit lebih mudah jika mendapat semangat dari orang lain, berbeda dengan introvert yang seringkali bersemangat setelah menyamankan dirinya sendiri.
Seorang ekstrovert, jika sedang jenuh akan mencari hiburan sebelum ia kembali pada tugasnya. Ia bisa mengerjakan tugas di tempat ramai bersama temannya, karena baginya sendirian di rumah terasa sepi dan mencekam. Bagi ekstrovert, sendirian merupakan hal yang membosankan. Ekstrovert lebih memilih menonton film bersama keluarga, sahabat atau teman yang tidak terlalu dekat sekalipun, dibandingkan sendirian. Baginya yang terpenting adalah memiliki teman untuk menonton film.
Seseorang dapat memiliki sifat introvert dan ekstrovert dalam dirinya, tapi tentu ada kepribadian yang lebih mendominasi. Masing-masing individu memiliki kepribadian yang berbeda, salah satunya dapat dilihat berdasarkan caranya mendapat energi.
Nah, bagaimana dengan kamu? Sudahkah mengenali kepribadianmu sendiri?
Referensi:
Roy, Garima. 2014. Jung’s Theory of Introvert and Extrovert Personalities. https://fractalenlightenment.com/31622/life/jungs-theory-of-introvert-and-extrovert-personalities
0 Komentar