Penulis : Fujiati
Penyunting : Upik
Berdasarkan temuan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), beberapa gejala yang muncul dari gangguan ginjal akut misterius ini adalah batuk, pilek, demam, muntah, dan diare. Gejala selanjutnya yang akan muncul adalah tidak bisa buang air kecil.
Kasus gagal ginjal yang melonjak di Indonesia akhir-akhir ini tengah menjadi sorotan publik dan pemerintah. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau penyetopan segala obat berbentuk cair atau sirup. Menyusul hal tersebut, Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan melaporkan adanya temuan pasien anak dengan gangguan ginjal akut akibat paparan tiga zat berbahaya. "Kemenkes sudah meneliti bahwa pasien balita yang terkena AKI (Acute Kidney Injury) terdeteksi memiliki tiga zat kimia berbahaya (ethylene glycol-EG, diethylene glycol-DEG, ethylene glycol butyl ether-EGBE)," terang Menkes yang dilansir dari detikcom.
Ketika masuk ke dalam tubuh, senyawa berbahaya tersebut akan dioksidasi oleh enzim yang pada akhirnya dapat membentuk asam oksalat, senyawa yang memicu terbentuknya batu ginjal. Asam oksalat yang sudah mengkristal akan berbentuk seperti jarum tajam.
Berdasarkan temuan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), beberapa gejala yang muncul dari gangguan ginjal akut misterius ini adalah batuk, pilek, demam, muntah, dan diare. Gejala selanjutnya yang akan muncul beberapa hari kemudian adalah tidak bisa buang air kecil.
Selama penyelidikan penyebab gagal ginjal tersebut belum tuntas, Kemenkes meminta seluruh tenaga kesehatan untuk sementara tidak memberikan obat berupa sirup atau obat cair. Selain itu, apotek dan toko obat juga sementara waktu diminta untuk tidak menjual obat sirup atau obat cair sampai penelusuran Kemenkes dan BPOM selesai. Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan memberikan obat untuk anak, termasuk tidak memberikan obat sirup atau cair tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
0 Komentar