Penemuan Jati Diri dalam Drama "Summer Strike"

Penulis : Umiza
Penyunting : Rayhan Hakim

Apakah ada di antara #WarGaung yang menyukai drama dengan plot yang lambat, tetapi diperkaya dengan sinematografi yang memukau? Drama yang menghadirkan pemandangan indah, baik itu pantai yang menenangkan maupun pedesaan yang asri. Jika kamu termasuk penggemar drama Korea seperti Hometown ChaChaCha, My Liberation Notes, atau Welcome to Samdalri, kamu pasti harus menonton drama yang satu ini—Summer Strike. Drama ini menawarkan keindahan visual yang serupa dan suasana yang bakal bikin kalian betah berlama-lama menontonnya. 

Summer Strike merupakan drama Korea yang diadaptasi dari Webtoon berjudul I Don't Feel Like Doing Anything karya Joo Young-hyun. Dibintangi oleh Seolhyun sebagai Lee Yeo-reum dan Im Si-wan sebagai Ahn Dae-beom, cerita ini dimulai dengan mimpi buruk yang melanda Yeo-reum, ketika ia terus berlari dengan kencang, tetapi tidak memiliki tujuan yang jelas ke mana arah yang akan ia tuju. Saat mimpi buruk itu berlanjut ke kehidupan nyata, penonton diajak untuk menyaksikan rutinitas melelahkan di kantor yang penuh dengan lingkungan yang toksik dan perpisahan pahit dari hubungan yang dijalani selama enam tahun. 

Selain itu, Yeo-reum harus menghadapi duka akibat meninggalnya ibu kandungnya. Melalui serangkaian peristiwa tersebut, penonton dapat merasakan betapa dalamnya kesedihan yang dialami oleh karakter utama. Momen-momen penuh gejolak ini menggambarkan titik terendah dalam kehidupan Yeo-reum, yakni setiap aspek kehidupannya terasa hancur. Ia merasa kehilangan arah dan menyadari ada sesuatu yang sangat salah dengan perjalanan hidupnya selama ini.

Tidak tahan dengan situasi tersebut, Yeo-reum mulai memutuskan untuk berhenti bekerja dan memulai kehidupan baru di desa kecil bernama Angok. Di sana, Yeo-reum dapat menemukan berbagai macam manusia yang memiliki arah hidup yang sama. Salah satunya adalah Ahn Dae-beom, pustakawan yang pendiam dan misterius, yang menyembunyikan trauma masa lalunya. 

Mungkin beberapa dari #WarGaung akan berpikir apa gunanya memiliki otak yang pintar jika tidak digunakan dengan baik dan hanya menjadi seorang pustakawan. Drama ini memperlihatkan bahwa hidup tidak harus mengikuti apa yang diinginkan oleh orang lain. Hiduplah seperti apa yang kita inginkan dan butuhkan, jangan hidup seperti kehidupan yang diinginkan oleh kebanyakan orang. 

Melalui perpindahannya dari kota ke desa, #WarGaung akan menyaksikan transformasi emosional Yeo-reum dari seseorang yang tertekan menjadi individu yang menemukan kedamaian dalam kesederhanaan. Kesamaan tujuan hidup oleh Yeo-reum dan Dae-beum membuat keduanya menemukan kenyamanan dalam hubungan, meskipun sering kali tidak diungkapkan secara verbal. Hal tersebut menghasilkan kisah cinta dewasa yang manis dan menenangkan tanpa sentuhan fisik yang berlebihan. 

Selain alurnya yang membuat penonton terhanyut, #WarGaung juga akan merasakan kekuatan visual dari drama ini melalui pemandangan indah pedesaan yang disajikan dengan sinematografi yang memanjakan mata. Penggunaan palet warna yang lembut dan sudut pengambilan gambar yang tenang memberikan perasaan nyaman bagi penonton. Desa Angok digambarkan sebagai tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota, dengan alam yang masih asri, semakin menegaskan kontras antara kota dan desa.

Dengan genre melodrama, romansa, dan slice-of-life, Summer Strike berhasil menyuguhkan kisah emosional yang sangat menyentuh dan relatable. Drama ini mengusung tema healing, pencarian jati diri, pentingnya istirahat dari kehidupan yang penuh tekanan, serta pentingnya menikmati momen yang sedang dijalani. 

Alih-alih penuh dengan konflik berat, Summer Strike justru menawarkan alur cerita yang menenangkan yang didukung oleh atmosfer pedesaan yang damai. Hal itu memberi kesan “pelarian” dari kerumitan kehidupan modern yang memungkinkan #WarGaung merasakan kebebasan dan ketenangan yang dicari oleh Yeo-reum di Desa Angok. 

Pembelajaran yang dapat diambil dari drama ini adalah tidak apa-apa untuk memiliki arah hidup dan tujuan hidup yang berbeda dengan orang lain selagi tujuan dan arah hidup yang diambil tidak merugikan orang lain.


 

Posting Komentar

0 Komentar